MUSTAIN KEMBALI MENAHKODAI PWI SIDOARJO: KONSISTEN, SOLID, DAN BERAKSI

MUSTAIN KEMBALI MENAHKODAI PWI SIDOARJO: KONSISTEN, SOLID, DAN BERAKSI

Sidoarjo, 18 Juni 2025 — Di tengah dinamika industri media yang terus berubah, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sidoarjo menegaskan kembali komitmennya untuk menjadi garda terdepan dalam mengawal pembangunan daerah. Hal itu ditegaskan dalam Konferensi IV PWI Sidoarjo yang digelar di Gedung Youth Center Disporapar, Rabu (18/6), dengan mengusung tema “Memperkuat Peran Pers dalam Akselerasi Pembangunan Daerah.”

Konferensi resmi dibuka oleh Plt Sekretaris Diskominfo Sidoarjo, Sulistianto, serta dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Plt Ketua PWI Jawa Timur, Machmud Suhermono, dan Plt Sekretaris Disporapar Sidoarjo, Rachmad Eko Firmansjah. Seluruh jajaran pengurus dan anggota PWI Sidoarjo juga turut ambil bagian dalam forum yang menjadi momen penting lima tahunan ini.

Puncak konferensi ditandai dengan pemilihan ketua PWI Sidoarjo periode 2025–2028. Dua nama mencuat: Mustain dari Harian Bangsa dan Sugeng Purnomo dari Zona Jatim. Hasil akhir menunjukkan Mustain berhasil mempertahankan kepemimpinannya dengan dukungan mayoritas—22 dari 23 suara sah.

Dalam pidato usai terpilih kembali, Mustain menggarisbawahi pentingnya menjaga solidaritas organisasi dan menjadikan PWI sebagai kekuatan konstruktif bagi daerah. Ia memperkenalkan visi “PWI Solid” dengan lima pilar utama:

Sinergi membangun jurnalisme berkualitas,

Objektivitas dalam setiap karya,

Loyalitas terhadap etika profesi,

Inovasi dalam menghadapi digitalisasi media, dan

Dedikasi terhadap kesejahteraan wartawan dan masyarakat.

“Momentum ini bukan sekadar pemilihan, tapi titik tolak untuk memperkuat barisan dan memperluas dampak. PWI harus menjadi jembatan yang menyampaikan suara rakyat dengan integritas,” ujar Mustain penuh semangat.

Senada, Machmud Suhermono dari PWI Jatim menyoroti tantangan serius yang dihadapi dunia pers, mulai dari disrupsi digital hingga menyusutnya ruang kerja di media konvensional. Namun menurutnya, tugas utama pers tetap: menjaga independensi, memverifikasi informasi, dan tidak terjebak dalam arus disinformasi ala media sosial.

“Literasi media harus diperkuat, bukan hanya di masyarakat umum tapi juga di institusi pendidikan dan pemerintahan. Hanya dengan begitu, kepercayaan publik terhadap media bisa dipertahankan,” tegasnya.

Konferensi ini tak hanya menjadi agenda rutin organisasi, tetapi juga menjadi ruang refleksi peran strategis pers di era kontestasi informasi. Di tengah geliat pembangunan Sidoarjo, sinergi antara jurnalis, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci agar informasi yang tersaji tidak sekadar cepat, tapi juga bermutu dan membangun.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *