Sarung merupakan warisan budaya yang masih eksis di masa kini, keberadaanya turut mempromosikan keislaman yang menghargai tradisi, keramahan, dan menjadi bagian dari karakteristik masyarakat Indonesia.
Melihat hal itu, Irfandi Founder Yayasan kampung Lali Gadget (KLG) menjadikan salah satu benda khas nusantara tersebut menjadi permaian inti pada acara yang berjudul ‘Dulinan Sarung’ pada Minggu, (2/1/2022).
Acara yang dilaksanakan di balai angon Dusun Bendet RT 02 RW 03 Wonoayu Sidoarjo itu diikuti oleh beberapa komunitas seperti Lintang Songo Foundation, Pramuka, Duta Anti Narkoba, Komunitas Budaya dan lain-lain. Ada 7 kreasi sarung yang disuguhkan dalam kesempatan itu.
Pertama uncal sarung, sarung anak yang dilipat melingkar dan di padatkan akan tidak pecah ketika dilempar di piucuk topi sawah yang terbuat dari sesetan kayu yang berbentuk kerucut. Disusul dengan kapal sarung, badek badekan sarung, bal sarung, kodok sarung, balap sarung, dan gelang sarung.
kreasi permaian menggunakan sarung ini bersumber dari diskusi tim yang mengabiskan waktu kurang lebih 6 bulan atau setara setengah tahun denga harapan anak Indonesia mampu berpikir kreatif dan inofatif dalam menciptakan permaian-permainan dengan memanfaatkan benda-benda disekitar. Selain itu kegiatan yang dimulai pukul 08.00 itu juga mamasukkan beberapa permainan tambahan seperti Tarik tambang dan bermaian dengan air di sawah dekat dengan lokasi bermain.
“ anak anak itu kalau bermain hanya dengan satu jenis permaian akan mudah bosan, makanya selain menggunkan sarung sebagai tema event ini, ada permainan tambahan dan bermain dengan air juga, karena bermaian basah-basahan mampu menumbuhkan semangat tambah untuk anak-anak”. Ungkap Irfandi
Anak- anak bermain dengan riang gembira, antusis, dan kompak namun juga terselinggi semangat untuk menjadi seorang pemenang dalam pemaianan.
Diakhir pembicaraan pemuda yang pernah mendapatkan penghargaan pemuda pelopor Jawa Timur dan pemuda pelopor kanbuoaten Sidoarjo itu menitipkan oesan agar pemuda sudah saatnya hidup untuk turut membangun negri ini, tidak hanya sekedar mampu mencukupi kebutuhan dirinya sendiri.
“Teruslah berkontribusi, teruslah berbuat lebih, semua bisa cari makan, tikus, kepiting, burung bisa mencari makan, kita manusia dikasih akal. Kenapa tidak bisa lebih dari sekedar mencari makan”.
Penulis: Ika Fitrianingsih