Sidoarjo, Tata Kelola Keprotokolan dan Pembawa Acara atau Master Ceremony (MC) adalah bagian penting yang perlu diperhatikan dalam berbagai kegiatan formal, seperti acara kenegaraan/resmi, pertemuan resmi, kunjungan kerja, audiensi dan penerimaan tamu ataupun acara perjamuan, lokakarya, workshop, konferensi, seminar dan lainnya.
Hal tersebut menjadi salah satu perhatian Yayasan Lintang Songo Foundation dalam mengembangkan kemampuan pemuda Sidoarjo. Untuk menjadi MC yang handal dalam membawakan suatu acara formal.
Acara pelatihan yang bertajuk “Tips and Tricks MC Dengan Penuh Pesona” di laksanakan pada minggu (6/10/2022) bertempat di Graha Aswaja NU Center, Jalan Monginsidi kav. DPR RT 09 kelurahan Sidoklumpuk, Sidoarjo.
Zakaria Dimas Pratama S.Kom, Ketua
mengungkapkan pentingnya pemahaman MC yang baik dan benar tentang keprotokolan dalam membawakan acara. Pemuda Sidoarjo mampu menjadi eksekutor dalam setiap kegiatan dengan menjadi MC. Hal ini dapat diterapkan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Organisasinya secara tepat.
“Selain kegiatan pelatihan seperti ini, Yayasan Lintang Songo Foundation juga melakukan banyak kegiatan. Antara lain dibidang Pendidikan, pelaksanaan Bakti Sosial, kewirausahaan serta pengembangan pelatihan lainya yang dapat meningkatkan skill Pemuda Sidoarjo,” Ujarnya.
Pemateri dalam kegiatan tersebut ialah Yuli Astutik, M.Pd.I., M.Kom.I, seorang Praktisi dan trainer MC ternama yang juga menjadi host di TV9.
Dalam pemaparan materinya, Yuli menjelaskan beberapa tips dan trik yang dapat diterapkan dalam menjadi MC. Salah satunya dengan menampakan sikap sempurna dan siap dalam membawakan acara.
“Jangan ragu menawarkan diri kepada teman dan saudara yang lagi membutuhkan pembawa acara. ini bisa menjadi momen meningkatkan potensi diri dan menciptakan mental yang bagus,” terangnya.
Ia menambahkan, sebagai MC harus memahami situasi dan kondisi acara yang akan dipandunya. Dalam acara-acara formal seperti pelaksanaan upacara, MC membawa acara sesuai dengan susunan acara dengan sikap tegas. Sedangkan dalam acara informal seperti Hajatan Nikah/Kegiatan santai dapat melakukan improvisasi kebutuhan seperti halnya penggunaan bahasa campuran antara adat dan indonesia.
“Sebagai Pembawa acara harus meminimalisir kesalahan dengan membuat catatan kecil, coretlah acara yang sudah dilalui,” paparnya.
Lebih lanjut, Dosen pengajar di Universitas Sunan Giri tersebut juga menekankan sebagai pembawa acara tidak diperbolehkan mengucapkan kata “mohon maaf” kecuali bila mewakili panitia/penyelenggara acara.
.
“Masih banyak hal yg perlu diperhatikan dalam menjadi MC yang baik dan benar, Pokoknya harus sering berlatih,” tutupnya.
Peserta pelatihan tersebut berasal dari anggota Yayasan Lintang Songo Foundation, puluhan Pemuda Sidoarjo dan nampak juga peserta termuda Arini Cindra kasih, kelas 6 MI Miftahul ulum, Balongmacekan, Tarik. (Ant/Nisa)