Sidoarjo, Di setiap Puskesmas di Kabupaten Sidoarjo terdapat gerobak display jamu yang produknya bisa dibeli pengunjung Puskesmas. Gerobak tersebut dikhususkan menjual makanan minuman olahan Taman Obat Keluarga (TOGA). Dinas Kesehatan Sidoarjo sengaja menyediakan gerobak tersebut untuk diisi produk dari kelompok Asman (Asuhan Mandiri) TOGA yang ada disetiap desa.
Gerobak display jamu tersebut juga dilakukan penilaiannya. Kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 tahun 2022 ini. Pagi tadi, sudah mulai dilakukan penilaian, Rabu, (2/11). Dihari pertama penilaian di lakukan di empat Puskesmas. Diantaranya Puskesmas Sidoarjo, Puskesmas Urangagung, serta Puskesmas Buduran dan Puskesmas Sekardangan.
Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor S.Hum atau yang akrab dipanggil Ning Sasha menjadi salah satu tim kegiatan tersebut.
Ning Sasha sendiri menyambut baik terobosan Dinas Kesehatan Sidoarjo seperti ini. Menurutnya display jamu olahan TOGA di setiap Puskesmas dapat menjadi sarana mengenalkan kembali obat tradisional kepada masyarakat. Secara tidak langsung juga akan melestarikan tanaman herbal nusantara yang menjadi warisan budaya.
“Terobosan yang dilakukan ibu kepala Dinas Kesehatan seperti ini bagus sekali, setiap Puskesmas harus ada produk pemanfaatan dan pengolahan rempah-rempah Indonesia dengan menggandeng kelompok Asman dan kader-kader Posyandu,”ujarnya.
Ning Sasha mengatakan rempah-rempah Indonesia sudah terbukti bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Hal itu juga sudah dibuktikannya sendiri saat pandemi Covid-19 lalu. Saat itu ia rutin meminum ramuan herbal. Hasilnya ia tidak pernah diyatakan positif Covid-19 meski suaminya H. Ahmad Muhdlor bupati Sidoarjo kala itu dinyatakan positif.
“Apalagi saat pandemi Covid, masyarakat tahu betul manfaat jamu-jamuan, itu juga saya buktikan, alhamdulillah saat Covid saya pribadi belum pernah dinyatakan positif saat test Covid meski bapak bupati sempat di test hasilnya positif,”ujarnya.
Ning Sasha menilai saat Covid-19 mewabah, dirinya rutin minum ramuan jahe, madu, lemon dan cuka apel. Minuman itu, hasilnya nyata. Oleh karena itu, dirinya menyarankan masyarakat juga membuatnya untuk menjaga daya tahan tubuh. Apalagi, di saat kondisi seperti ini. Banyak virus penyakit batuk pilek.
“Minuman-minuman seperti ini memang khasiatnya nyata. Apalagi, di musim penyakit batuk pilek seperti ini. Tidak ada salahnya untuk kembali ke obat tradisional. Apalagi, akhir-akhir ini terdapat berita anak-anak mengidap ginjal akut. Saatnya kita kembali kepada obat herbal,” pintah alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.
Ning Sasha juga berharap di setiap puskesmas ada kampanye tanaman TOGA sebagai obat tradisional. Penjual produk-produk olahan tanaman TOGA diharapkan dapat dijual kepada pengunjung puskesmas. Caranya, dengan menerangkan manfaat dari produk olahan tumbuhan TOGA yang dibuat.
“Seperti makanan puding berbahan daun kelor maupun minuman daun kelor yang banyak manfaatnya. Mungkin nanti setiap sudut puskesmas juga ada pot tanaman TOGA untuk lebih mengenalkan kembali kepada masyarakat. Tidak hanya produk jadi, tapi juga tanamannya yang dijadikan bahan produk itu,” tegasnya.
Sementara Ning Sasha juga berharap tananam TOGA yang dijuluki apotik hidup dapat menjadi tanaman masyarakat di rumahnya masing-masing. Menurutnya, hal itu sama halnya dengan mendukung kampanye kembali memanfaatkan TOGA.
“Dengan menanam TOGA, upaya kesehatan mandiri dapat dilakukan masyarakat. Mudah-mudahan semangat kita tidak hanya memanfaatkan kembali. Tetapi menanam tumbuhan jamu bisa kita kampanyekan dan dilakukan bersama – sama,” pungkasnya (Ant/Nisa).
Sumber : Kominfo sidoarjo