KONSEP LUAR BIASA DARI UPACARA HUT RI PAC WONOAYU

KONSEP LUAR BIASA DARI UPACARA HUT RI PAC WONOAYU

17 Agustus 1945 menjadi momen bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Semangat nasionalisme warga seolah selalu menggebu dan tak pernah luntur menyambut hari merdeka ini. Berbagai kegiatan seperti lomba, jalan sehat, karnaval, dan upacara sudah menjadi ciri khas yang datang selama Bulan Agustus.

Seperti yang dilakukan PAC IPNU IPPNU Wonoayu dan berkolaborasi dengan PAC Pagar Nusa Wonoayu, melakukan kegiatan unik dengan melakukan upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-77 Rakyat Indonesia (RI) dengan sesuatu yang berbeda dari lainnya.

Pelaksanaan upacara itu dilakukan di depan halaman Candi Dermo. Ada sekitar 50-an lebih peserta upacara yang hadir mulai dari Pemerintah Desa (Pemdes), Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Pencak silat Wonoayu.

Mereka berbaris berkelompok layaknya upacara pada umumnya dengan menggunakan lebih dari satu pakaian. Seperti batik, pakaian silat dan pakaian kemeja hitam yang dikenakan oleh banom pelajar NU. Dengan petugas upacara dari Pimpinan Komisariat (PK) IPNU IPPNU Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) YPM 11 Wonoayu.

Pembina Upacara KH. Sa’ad Romliyang juga selaku Mustasyir MWC NU Wonoayu tersebut mengatakan, bahwa upacara ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap jasa pahlawan, dan tugas sebagai pemuda adalah melanjutkan perjuangan “Pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan”

Selain itu, ia juga menyampaikan pesan kepada peserta upacara agar mampu berkembang dengan arus perubahan zaman.

“Kita tidak akan tahu bagaimana bentuk negara kita nanti, karena akan ada pekembangan yang dilakukan secara global, tidak ada kemungkinan perubahan entah itu perjam, perminggu akan selalu berubah karena peran teknologi, saya berharap adik-adik mampu turut serta dalam mewarnai negara kita tercinta ini” ungkapnya dengan rasa optimisme.

Konsep upacara ini juga merupakan ide gagasan dari PAC Wonoayu, untuk turut melestarikan kekayaan budaya yang ada di Wonoayu. Seperti yang diungkapkan oleh ketua PAC IPNU Wonoayu Mochammad Afifuddin ini,

“Pemuda sekarang harus kembali membaca sejarah dan menyakini kebenaran sejarah bahwa sungai dan candi merupakan potensi yang harus dikembangkan dikemudian hari”

Ia menambahkan bahwa, di era digitalisai seperti saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk anak muda mengembangkan potensi mereka agar bermanfaat di masa yang akan datang, “Di era digitalisasi sekarang, peluang ruang anak muda mengembangkan potensi sangat mudah dilakukan ditambah lagi dengan kondisi wilayah Candinegoro yang berhasil menjuarai kompetensi lingkungan tingkat kabupaten, mari pulih lebih cepat dengan semangat berkembang dan bangkit lebih kuat dengan sinergi. Dirgahayu Indonesiaku”
Dan terakhir ia juga berharap agar upacara guna melestarikan warisan budaya lokal ini terus dilakukan setiap tahunnya. (Ika/Nisa)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *