Sidoarjo, Dewasa ini Kabupaten Sidoarjo kian menjadi pusat perhatian dari semua elemen masyarakat, terkait program-program unggulan yang telah diluncurkan oleh Ahmad Muhdlor Ali, Bupati Kabupaten Sidoarjo dalam berbagai sendi kehidupan. Mulai peningkatan ekonomi warga, derajat kesehatan warga, kualitas sumber daya manusia, tata kota, pembangunan desa, hingga pengembangan kapasitas anak muda. Hal tersebut untuk realisasi yang tidak lain sebagai alternatif untuk mensejahterakan masyarakat Sidoarjo.
Dari konsepsi diatas terlihat guna meningkatkan Indeks Pembanguman Manusia (IPM) Kabupaten Sidoarjo dibutuhkan pembangunan manusia. Human Development Report, 1990, United Nation Development Programme (UNDP) mendefinisikan pembangunan manusia sebagai proses memperbesar pilihan masyarakat. Salah satu aspek yang paling kritis adalah panjang umur dan kehidupan yang sehat, berpendidikan, dan menikmati kehidupan yang layak.
Tahun 2021 Kabupaten Sidoarjo menempati rangking ke-4 nilai 80,65 Se-Jawa Timur dibawah Kota Surabaya, Kota Malang dan Kota Madiun dan menyandang kategori “Sangat Tinggi”. (sidoarjokab.bps.go.id, 2021). Upaya pengukuran IPM sendiri pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua masyarakat.
Pendidikan dan melek huruf menjadi bagian dari kata kunci tentang IPM, meningkatnya nilai IPM Kabupaten Sidoarjo dari tahun ke tahun, dapat diasumsikan sebagai peningkatan kualitas pendidikan dan naiknya angka buta huruf. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dengan jalur pendidikan yang berada di Indonesia. Amanah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas sudah jelas ada 3 jalur pendidikan, 1. Formal, 2. Non Formal, 3.Informal. Kabupaten Sidoarjo dengan kualitas pendidikan sangat baik, pastinya di nilai dari satuan pendidikan yang ada di Kabupaten Sidoarjo mulai jalur Formal (SD, SMP, SMA) dan juga Pendidikan Nonformal.
Persoalan penilaian kualitas pendidikan pastinya, asumsi masyarakat lebih banyak ambil perannya dari jalur Formal (SD,SMP,SMA). Perlu kita semua ketahui peranan Pendidikan Nonformal hadir sebagai juga sangat penting sebagai suplemen formal, artinya membekali peserta belajar dengan keterampilan yang mampu meningkatkan pendapatan serta meningkatkan kemandirian demi penguatan kualitas pendidikan.
Pendidikan nonformal (PNF) adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. PNF sendiri suatu upaya untuk memberikan pelayanan pendidikan yang menyatu atas potensi masyarakat, Kabupaten Sidoarjo sendiri secara antropologi & sosiologi sangat dinamis dan kompleks akan beragam karakter. Oleh karena itu Jalur PNF ini dalam elemen kemasyarakatan salah satunya yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Kejar paket merupakan salah satu program kesetaraan yang berada pada jalur pendidikan nonformal, yang mana misi utamanya tidak lain membantu masyarakat yang putus sekolah akibat dari berbagai permasalahan yang sebelumnya mereka alami.
Layanan dari satuan Pendidikan Nonformal yang berada di Kabupaten Sidoarjo perlu kita apresiasi sangat tinggi untuk kinerja prima yang telah dilakukan. Tujuanya tentu tidak lain hanya untuk memberbaiki kualitas pendidikan yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Dalam publikasi Referensi Pendidikan Kabupaten Sidoarjo Jumlah Satuan Pendidikan (Sekolah) Pendidikan Masyarakat (Dikmas), tercatat total seluruh PKBM se-Kabupaten Sidoarjo 42, jumlah ini sangat banyak jika memang dari pihak pemerintah Kabupaten Sidoarjo bisa memanfaatkan sebaik mungkin untuk lebih diperhatikan dari jalur Pendidikan Nonformal. Hal ini demi terwujudnya kualitas pendidikan Kabupaten Sidoarjo baik. Serta mengkampanyekan bahwasannya pendidikan Sidoarjo tidak akan berdiri kokoh tanpa adanya peran dari satuan Pendidikan Non Formal.(Ant/Nisa)*
*Penulis : Moch. Badrun Nafi’ Udin
Pemerhati Pendidikan Sidoarjo, Pemuda Desa Banjar Kemuning, Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.