Pertunjukan seni banyak diminati oleh beragam kalangan. Namun seiring berjalannya waktu perannya kini mulai luntur dimakan jaman.
Dikutip dari academia.edu faktor yang melatar belakangi itu karena dewasa ini semakin banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia, sehingga minat generasi muda jauh lebih tertarik untuk mempelajari kebudayaan asing.
Mengetahui hal ini, tentu bukan hanya tugas pemerintah agar kesenian akan tetap ada. Namun gotong royong dari masyarakat termasuk anak muda lah yang menjadi peranan penting.
Sebagai bentuk upaya melestarikan dan mencintai seni, Bupala bersinergi dengan rumah seni pecantingan Sidoarjo menggelar pertunjukan yang berjudul ‘Miss-uo’ di rumah seni pecatingan.
Pertunjukan Miss-OU yang berarti rindu jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Ketika diwawancarai kiprah.id Ndimas Narko Utomo Selaku Seniman dari pertunjukan tersebut mengatakan bahwa pertunjukan ini digolongkan menjadi 4 bagian
” Yang pertama ruang pertemuan, kedua ruang perenungan, ketiga ruang perjamuan, keempat peradaba . Kerinduan yang kami bangun untuk menjadikan diri kita baik dan kebermanfaat untuk kedepannya”. Ungkapnya.
Terkait dengan tokoh, seluruhnya diperankan oleh aktor yakni
Talent 1: Satria Bela Insani
Talent 2: M. Nur Fauzi
Fauzi selaku aktor juga menambahkan bahwa arti dari ‘Miss-Uo’ disini itu mengisahkan suatu kerinduan yang sangat tinggi, sampai memecah langit yang memunculkan warna unggu yang menggambarkan perasaan benci, kecewa, senang, marah, sampai bahagia.
“Kami menggabungkan banyak disiplin keilmuan dalam menggarap bupala ini Sutradara sengaja membangun semuanya berdasarkan hal-hal yang dekat dengan kami, Kesannya adalah itu semua cerita pribadi kami para aktor” jelasnya. (Ika/Nisa)