Kelompok Tani desa Bulang kecamatan Prambon berkolaborasi bersama Komunitas OPOS (Owl Pride Of Sidoarjo) membuat Rumah burung hantu (RUBUHA) yang bertujuan untuk membasmi hama yang dipasang di area pertanian mereka hari minggu, 25 Juni 2023.
Rubuha dibuat karena burung hantu tidak mampu membuat sarangnya sendiri sebagai tempat mengintai mangsanya. Burung hantu yang dipelihara berjenis Tyto Alba merupakan predator tikus yang sangat efektif untuk pengendalian serangan hama tikus.
Agus Setiawan yang dikenal tau seluk beluknya lahan pertanian berharap ada perubahan hasil tanam padi di sawah dengan tujuan bisa balik modal untuk pasca panen dan bisa membantu para petani lebih sejahtera dengan adanya pembangunan rumah buruh hantu di dusun Tangunan.
“Dalam hal ini pemerintah desa terus berupaya melalukan pendekatan pro aktif guna membantu keresahaan petani terkait hama tikus yang sudah puluhan tahun menyerang sawah. dengan adanya usaha pengendalian hama secara alami atau biologis kami harapkan masalah tahunan tersebut
bisa perlahan-lahan usai dan full senyum untuk para petani ketika panen. Meningkatkan kuantitas hasil panen padi agar kembali normal dan syukur Alhamdulillah kalau bisa mendapatkan lebih dari normalnya.” Ungkap Siti Choriyah selaku Stakeholder pemerintas Desa bidang Urusan Perencanaan.
Sebagai keberlanjutan program ketahanan pangan di Desa Bulang, aksi bangun rubuha kali keduanya bertempat di dusun Pohjejer desa Bulang Kecamatan Prambon tepat di hari minggu pagi (24/9/23).
Muin selaku Kepala dusun Pohjejer, mengaku bisa terbantu dalam pengendalian hama tikus di lahan pertanian di wilayahnya selama ini.
“Kami tidak bisa menuntaskan tikus sawah yang semakin merajalela bahkan dengan pengendalian kimia tikus semakin resistensi alias penurunan sensitivitas populasi hama terhadap pestisida yang sebelumnya efektif mengendalikan hama dan harus cari berbagai merk obat untuk menumpas ulah hewan yang bernama Rattus argentiventer.” Terangnya.
Di sisi lain ia juga mengungkapkan bahwa ketahanan pangan bisa terwujud di seluruh nusantara tidak hanya fokus pada kualitas bibit dan cara mengelolah pertanian namun momentum pasca panen terkadang sawah dibiarkan rimbun dengan alang-alang harus diperhatikan dengan adanya munculnya hama tikus dan sebagainya.
Don Adriant selaku ketua komunitas OPOS menggemukakan pendapatnya bahwa ia bergerak bersama untuk membantu para petani salah satu upaya dalam pengendalian hama tikus. harapan kami semakin banyak penggunaan rubuha di Kabupaten Sidoarjo karena hal terbukti sangat efektif untuk mengendalikan tikus dan juga mohon dengan adanya kemampuan OPOS untuk faslitasi burung hantu bisa dijaga bersama supaya tetap lestari untuk berkembang biak. harapan lebihnya ada regulasi peraturan untuk tidak memburuh burung hantu.
Burung Tyto alba perlu dibuatkan rubuha dengan alasan berikut:
• Burung hantu tidak bisa membuat sarang sendiri
• Mempunyai sifat burung berumah satu
• Tempat untuk mengintai mangsanya (Tikus)
• Kalau tidak dibuatkan sarang buatan, burung tersebut akan bersarang pada tempat yang tidak terkontrol, sehingga telur/anak akan mudah jatuh
• Sesuai habitatnya burung hantu biasanya akan bersarang di gedung, dipohon rindang atau berlobang dan tidak dilindungi/liar. Sehingga seseorang atau pemburu akan mudah mengambil/menembak burung tersebut dan akibatnya populasi burung hantu akan berkurang
• Cara memburu mangsanya tidak tertuju pada hamparan lahan sasaran yang diinginkan
• Secara intensif perlu dikembangkan RUBUHA
• Dalam 1 hari, burung Tyto Alba dapat memakan 3 ekor tikus, dan semua tikus yang bias dijangkau dapat dibunuh.
• Burung Tyto Alba yang sudah berumur 8 bulan keatas dalam 1 tahun dapat bertelur 2 kali. 1 kali bertelur dapat menghasilkan 5-10 butir.
• Burung Tyto Alba mempunyai sifat sebagai burung yang setia, dia akan tinggal pada tempat tinggalnya sampai mati. (Ika/Nisa)