Sidoarjo – Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mangkubumi Komisariat Sunan Giri Surabaya menyelenggarakan Talk Show, dengan mengusung tema “Peningkatan Kompetensi Akademisi Dalam Menjawab Tantangan Kebebasan Berkumpul Di Era 5.0” yang bertempatan di Balai Desa Janti, Jl Brigjend Katamso No. 1, Janti. Kec. Waru, Kab. Sidoarjo (6/01/24).
Kegiatan tersebut di hadiri oleh M. Zaimil Fanani, M.I.Kom., Ketua PC PMII Gresik tahun 2007-2008 dan Dosen Ilmu Komunaksi Staisam Mojokerto, Hanik selaku Pengawas Seluruh SMP Sidoarjo, Muhammad Sueb selaku Dosen universitas Sunan Giri dan puluhan mahasiswa Sidoarjo.
Moch fadila, Ketua rayon Mangkubumi menjelaskan akan pentingnya pemahaman tentang kampus merdeka kepada mahasiswa guna menjawab tantangan kebebasan berkumpul dan berpendapat.
“Sangat penting untuk mahasiswa paham tentang kurikulum merdeka, untuk mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja dan memahami keadaan yang ada di kampus, karena kampus sebuah minitur negara di lingkup universitas,” jelas mahasiswa Unsuri tersebut.
Muhamad Sueb, Dosen Universitas Sunan Giri menyampaikan, bahwa kegiatan Talk Show hari ini, yaitu dalam rangka Harlah Rayon Mangkubumi Komisariat Sunan Giri yang ke- 13.
“Rayon Mangkubumi menaungi 2 Fakultas, yakni Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Dalam Talk Show hari ini seharusnya yang di diskusikan adalah tentang perekonomian atau perkembangan teknologi di era 5.0 tapi pada hari ini yang di usung adalah Pendidikan, ini ada permasalahan apa dalam Pendidikan?,” ajak Sueb berdiskusi pada peserta talkshow.
Sueb menejelaskan sebagaimana sesuai keadan perguruan tinggi saat ini dimana mahasiswa memiliki keterbelakangan pengetahuan, relasi, ilmu yang mendalam dan luas di Tengah gempuran 5.0.
“Kampus ialah pionir utama bagi mahsiswa sebagai tunas bangsa yang memiliki kewajiban untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa-mahasiswanya.” ujarnya.
Sueb menambahkan bahwa kampus juga memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi mahasiswa dalam pengembangan intelektual. Menurutynya organisasi-organisasi mahasiswa adalah medan aktualisasi mahasiswa, mengasah intelektual dan psikomotorik mahasiswa, menjadi tiang kampus yang kokoh dan tidak membiarkan ia keropos
“Konsep Kampus merdeka sama dengan turunnnya Al-Qur’an (berangsur-angsur), ilmu itu di dasaari oleh praktikum, ilmu itu tidak cukup hanya di kampus tapi harus keluar kampus untuk membuktikan kebenaran yang ada. Project dari kamus harus factual dalam mencari dan menemukannya,” jelasnya.
M. Zaimil Fanani, M.I.Kom., selaku narasumber menegaskan akan pentingnya dalam proses merdeka belajar.
“Merdeka belajar kalian bebas apa saja, pengen apa saja, pengen kegiatan apa saja, pengen diskusi apa aja bebas,” kata ketua PMII Cabang gresik 2007-2008 tersebut.
Ia mengingat akan hadirnya era 5.0, mahasiswa dapat memanajemen diri dengan lebih baik.
“Perlu diingat, pada era 5.0 karakter kalian yang mengatur, kalian yang mengendalikan teknologi. Bukan manusia yang dikendalikan hp tapi hp yang dikendalikan oleh manusia,” pesannya. (Ant/Nisa)