Sidoarjo, 17 Juni 2025 – Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) bersama Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta melalui Center for GEDSI bekerja sama dengan University of the West of England (UWE) Bristol, yang didukung oleh The British Council, menyelenggarakan Seminar Internasional bertema “Developing Inclusive Policies and Practices for Greater Accessibility in Higher Education” di Auditorium Kampus 2 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo pada Selasa (17/06/2024).
Seminar ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk komunitas dan lembaga yang berfokus pada isu disabilitas, penyandang disabilitas, pemerintah, akademisi, praktisi, aktivis, serta masyarakat umum. Sekitar 70 peserta hadir secara langsung dan 15 peserta online untuk berpartisipasi dalam seminar yang mengangkat isu penting tentang aksesibilitas pendidikan tinggi bagi mahasiswa disabilitas.
Sejak Maret 2024, UNU Yogyakarta bekerja sama dengan UWE Bristol dan The British Council dalam program UK-Indonesia Disability Inclusion Partnership Program. Program ini bertujuan mengembangkan rekomendasi kebijakan dan praktik terbaik agar penyandang disabilitas dapat mengakses pendidikan tinggi dengan dukungan kebijakan, sistem, sarana prasarana, serta proses pembelajaran yang inklusif, memungkinkan mereka untuk mencapai potensi penuh dan menyelesaikan studi mereka.
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, Dr. H. Fatkhul Anam, dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya peningkatan akses pendidikan tinggi bagi penyandang disabilitas. Ia menyampaikan bahwa berdasarkan data saat ini, hanya sekitar 7 persen penyandang disabilitas yang berhasil mengakses pendidikan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan afirmatif serta dukungan sistemik dari berbagai pihak.
“Di UNUSIDA, setiap tahun kami menyediakan beasiswa khusus bagi mahasiswa difabel yang mencakup seluruh biaya pendidikan hingga lulus. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam mendapatkan hak atas pendidikan,” ujar Dr. Fatkhul Anam. “Bersama British Council dan mitra internasional lainnya, kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci dalam mewujudkan pendidikan tinggi yang benar-benar inklusif dan berdampak bagi masyarakat luas.”
Direktur British Council Indonesia, Summer Xia, memberikan apresiasi terhadap terselenggaranya seminar ini. “Kami di British Council sangat senang mendukung kolaborasi antara UNU Yogyakarta, UNUSIDA dan University of the West of England melalui hibah Going Global Partnership. Acara ini menyoroti upaya bersama untuk menciptakan pendidikan tinggi yang inklusif dan dapat diakses, serta menjadi ruang untuk berbagi wawasan, mengembangkan solusi, dan mendorong pendidikan yang lebih berkeadilan bagi semua,” tuturnya.
Pada seminar ini diluncurkan secara resmi website https://www.inclusivehighereducation.com/ dimaksudnkan memberikan ruang bagi siapapun untuk mendapatkan informasi dan berdiskusi inklusifitas di dunia pendidikan tinggi tidak hanya di Indonesia dan Inggris tapi juga di seluruh dunia. Keynote speakers seminar ini menyampaikan materi tentang pendidikan inklusif di Inggris dan Indonesia. Tariq Umar, Ph.D., dari University of the West of England, Bristol, menegaskan bahwa, “Inklusi bukanlah sekadar strategi untuk membantu orang menyesuaikan diri dengan sistem dan struktur yang ada. Ini tentang mengubah keduanya untuk menghasilkan hasil yang lebih baik bagi semua orang,” tandas Tariq.
Seminar ini dilanjutkan dengan sesi diskusi paralel bertema “Peluang dan Tantangan Pendidikan Inklusif di Indonesia,” dengan Pembicara terkemuka dalam diskusi ini antara lain:
Dr. Ana Christanti, M.Pd. (Vice Rector 2 of UNU Sidoarjo)
Dr. Suhadi Cholil, M.A (Vice Rector for Research, Innovation and Social Transformation UNU Yogyakarta
Soelistiyowati (Chairperson of the Indonesian Disabled Women’s Association, East Java)
Kikin P. Tarigan S., S.P., M.M. (National Commission on Disabilities of the Republic of Indonesia
Setelah seminar, kegiatan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di UNUSIDA dihadiri oleh 15 peserta undangan. FGD ini bertujuan untuk mempekuat rekomendasi dan roadmap pengurangan kesenjangan akses pendidikan dan pengarusutamaan praktik pendidikan inklusif di Indonesia.
Seminar dan FGD ini menjadi langkah penting dalam menciptakan sistem pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan dapat diakses oleh penyandang disabilitas, serta menjadi platform untuk mengembangkan kebijakan yang lebih baik di masa depan.