Sidoarjo – Yayasan Lintang Songo Foundation (LSF) kembali mengadakan pelatihan rutin kepada Anggota dan Masyarakat Sidoarjo pada Minggu (20/11/2022). Kali ini dengan mengadakan Pelatihan bedah buku EYD 5 (Ejaan yang disempurnakan) dengan tema “Bersama Menulis Sesuai Pedoman” bertempat di Kampung Sinaoe, Desa Siwalan Panji, Buduran, Sidoarjo.
Rifaul Doni, Sekretaris Yayasan LSF menuturkan, LSF aktif bergerak dalam bidang kepemudan, pendidikan dan sosial. Pelatihan kali ini merupakan tugas dari kelompok kerja (Pokja) sebelas. Setiap bulan rutin dilakukan pelatihan guna meningkatkan kemampuan pengurus dan anggota Yayasan LSF.
“Pelatihan ‘Bedah Buku EYD’ ini guna meningkatkan kemampuan dalam penulisan yang benar sesuai pedoman penggunaan bahasa Indonesia. Baik untuk penulisan proposal, undangan serta penulisan jurnalis yang benar sesuai KBBI,” ujarnya.
Ia berharap semoga seluruh anggota Yayasan LSF dapat memahami materi dan meningkatkan kemampuan dari pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan.
“Selain untuk internal Yayasan LSF, Kegiatan pelatihan ini juga terbuka untuk umum atau eksternal,” jelasnya.
Rangkaian acara dimulai pada pukul 12.00 WIB. Acara berjalan dengan interaktif dalam sesi penyampaian materi Pelatihan bedah buku EYD.
Cindy Fitriyani, S.Pd, sebagai Narasumber pelatihan memaparkan beberapa hal dasar dalam penggunaan kata baku dan tidak buku yang sesuai dengan EYD.
“EYD 5 merupakan penyempurnaan penggunaan ejaan yang ke lima. Pada tahun 2015 sempat berganti nama menjadi Pedoman umum ejaan bahasa indonesia (PUEBI). Karena dirasa tahun 2016, PUEBI di bekukan dan kembali ke EYD,” jelasnya.
Lebih lanjut, Perempuan yang aktif yang aktif dalam bidang pendidikan dan sosial tersebut mengungkapkan penggunaan EYD 5 mulai berlaku pada tanggal 16 Nopember 2022. Hal tersebut sebagai penyempurnaan bahasa yang sering digunakan masyarakat Indonesia.
“Contohnya kata ‘Gadget’ yang sekarang sudah dimasukan kedalam EYD 5. Silahkan dicek via aplikasi KBBI 5 diperangkat IOS atau android, atau bisa cek online pada KBBI Daring,” ajaknya pada peserta untuk interaktif.
Menurutnya, dalam EYD 5 banyak akulturasi kata yang sudah dimasukan dalam ejaan kata baku. Hal ini dipengaruhi banyaknya kata-kata yang sering diucapkan oleh masyarakat indonesia.
“Pembaruan EYD 5 merupakan penyesuain kata-kata serapan yang sudah dibakukan. Dunia jurnalis juga tidak lepas dari pengaruh penggunaan ejaan yang disempurnakan,” imbuhnya.
Ia berharap seluruh peserta pelatihan terus mengasah kemampuan dalam kepenulisan yang baik dan benar sesuai pedoman terbaru, yakni EYD 5. (Ant/Nisa)